Sentuhan Baru dari Disnakertrans Boltara: Dorong Kreativitas Warga Lewat Pelatihan Paving Block dan Bata Merah

Bolaang Mongondow Utara — Di tengah derasnya arus pembangunan, tak semua perubahan datang dari proyek besar atau mesin raksasa. Kadang, perubahan dimulai dari tangan-tangan sederhana yang terampil. Seperti yang kini dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Bolaang Mongondow Utara (Boltara), yang tengah memberi sentuhan baru bagi para pelaku usaha kecil lewat pelatihan pembuatan paving block dan bata merah. Suasana pelatihan tampak hidup. Beberapa peserta serius memperhatikan setiap langkah pembuatan paving block, sementara yang lain mencatat detail teknik mencetak bata merah dengan penuh semangat. Tak hanya sekadar pelatihan, kegiatan ini menjadi ruang belajar sekaligus ajang menumbuhkan semangat wirausaha di kalangan masyarakat lokal. Kepala Dinas Nakertrans Boltara, Muis Suratinoyo, mengatakan bahwa kegiatan ini bukan hanya tentang melatih keterampilan, tapi juga memberi akses pada alat produksi yang lebih modern dan efisien. “Alat yang akan kami serahkan ini merupakan bentuk dukungan agar masyarakat bisa bekerja lebih mudah dan produktif. Untuk paving block ada tiga unit, sementara alat pembuatan bata merah ada dua unit,” ujarnya saat ditemui, Senin (27/10/25). Tak tanggung-tanggung, alat yang akan diserahkan pada peringatan Hari Sumpah Pemuda besok Selasa, (28/10) itu memiliki kemampuan luar biasa. “Jika dimanfaatkan dengan baik, alat-alat ini bisa menghasilkan hingga 6.000 sampai 7.000 batang paving block dan bata merah per hari,” jelas Is Suratinoyo sapaan akrabnya. Bantuan tersebut, lanjutnya, bernilai sekitar Rp179 juta dan seluruhnya dipesan langsung dari Surabaya untuk memastikan kualitas terbaik. Nantinya, alat-alat itu akan diserahkan kepada lima kelompok usaha yang telah aktif menggeluti produksi paving block dan bata merah di wilayah Boltara. Lebih dari sekadar angka dan alat, langkah ini membawa harapan baru. Di balik setiap bata dan paving yang dihasilkan, ada cerita tentang kemandirian, tentang semangat anak-anak muda yang ingin berdiri di atas kemampuan sendiri. “Bantuan ini bukan akhir, tapi awal dari upaya kami mendorong masyarakat agar bisa tumbuh menjadi pelaku usaha yang tangguh. Kami ingin lahir lebih banyak kelompok produktif di Boltara,” tutup Muis Suratinoyo penuh optimisme. Dengan semangat Sumpah Pemuda, Disnakertrans Boltara seakan mengingatkan bahwa pembangunan tidak hanya tentang infrastruktur, tetapi juga tentang manusia yang mampu menciptakan masa depan dengan tangannya sendiri.(rp)

Komentar

[ Kembali ]